Kamis, 17 Oktober 2013

BERSYUKUR, Kunci Kebahagiaan Hidup!

Saya menyadari bahwa salah satu cara untuk menuju hidup yang bahagia adalah dengan bersyukur. Terdengar mudah, tapi kadang kita mudah melupakannya. Atau lebih buruk: kita bahkan nggak bisa melihat betapa beruntungnya kita memiliki apa yang kita miliki saat ini di dalam hidup karena kita selalu membandingkannya dengan orang lain.

Selalu bersyukur merupakan elemen yang penting untuk hidup bahagia. Membuat kita tetap positif dan optimis—yang kadang sangat kita butuhkan untuk menghadapi hal-hal yang nggak bisa kita kendalikan. Saya percaya bahwa bersyukur (dan tetap positif) membuka banyak kesempatan lain yang akan membuat kita semakin bersyukur. Sedangkan apabila kita terus menerus berpikir negatif dan berburuk sangka, justru akan menjadi self-fulfilling prophecy—hal terburuk kita bayangkan, akan terjadi.

Ada beberapa hal yang sering saya lakukan setiap hari dalam upaya mensyukuri hidup.   

Seberapa pun kecilnya, berterimakasihlah
Coba lihat sekeliling. Siapa pun kita, pasti ada yang bisa disyukuri dari sekeliling kita. Masih ada atap yang menaungi kita dari hujan dan panas, masih ada makanan yang kita simpan di kulkas (walaupun untuk kasus saya hanya chicken nuggets dan telur), masih diberi anugerah sehat, dikelilingi keluarga dan teman yang peduli, masih memiliki pekerjaan, masih bisa mandi dengan air bersih. Sesungguhnya kalau kita mau berpikir sejenak, ini adalah hal yang luar biasa yang patut kita syukuri. Setiap kali kita merasa berterima kasih karena masih memiliki apa yang saat ini kita miliki, maka ke depannya pasti akan semakin banyak hal-hal yang akan kita syukuri.

Mengubah negatif menjadi positif
Dengan bersyukur, akan lebih mudah untuk mengubah negatif menjadi positif. Mungkin banyak dari kita yang nggak diajarkan untuk berpikir positif dan bersyukur akan apa yang kita miliki. Padahal perilaku kita dan bagaimana kita melihat dunia, ditentukan dari bagaimana kita berpikir. Jadi, ketika lagi merasa capek karena harus lembur dan kerjaan yang nggak habis-habis, bersyukurlah bahwa kita masih memiliki pekerjaan. Kalau kita bisa mengubah cara berpikir kita, maka dunia kita—dan cara kita melihat dunia, akan berubah. Jadi lebih berwarna, tentunya.

Nikmati setiap momen
Dari semua yang kita alami, baik dan buruk, senang dan susah, pasti ada hikmah di baliknya. Kadang kita mengerti hikmahnya pada saat itu terjadi, kadang beberapa waktu kemudian, atau bertahun-tahun yang akan datang. Tapi satu yang pasti, saya percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena ada alasan di baliknya. Everything happens for a reason. Jadi, nikmati saja semua momen dalam hidup. Karena momen-momen inilah yang membentuk keseluruhan hidup kita. Dan seperti tagline sebuah iklan di televisi: enjoy aja!

Cobaan hanyalah sebuah fase dalam hidup
Yang membentuk diri kita adalah bagaimana kita menyikapi apa yang terjadi dalam hidup kita. Semua orang punya masalah, semua orang mendapatkan ujian dalam hidupnya. Pada saat kita menghadapi masalah, selalu ada pilihan: mengeluh terus menerus dan membiarkan masalah tersebut menghancurkan hidup kita, atau berpikir, menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut—betapa pun susahnya. Dalam setiap cobaan pasti ada sesuatu yang bisa dipelajari—dan menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya.

Kalau merasa bahwa hidup Anda payah banget dan nggak ada yang bisa disyukuri, seenggaknya saya rasa Anda harus bersyukur bahwa masih punya koneksi internet yang cukup untuk bisa membaca artikel ini. Ya, kan?

Terakhir, seperti yang pernah teman saya bilang, kalau melihat ke atas, di atas langit pasti masih ada langit. Tapi saat kita melihat ke bawah, saat kita merasa menjadi yang paling susah, saat kita merasa menjadi keset, maka ingatlah bahwa di bawah keset masih ada lantai. Kita bukanlah orang paling susah sedunia.

Jadi, selamat bersyukur!

Rabu, 17 Oktober 2012

Melepas Amarah, Meraih Keikhlasan


"Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Andalah yang akan terbakar"-  Sidharta Gautama

Dear Friend yang baik & sabar hatinya...
Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa.
Tapi cepat kendalikan emosi Anda kembali.
Jangan biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa
kepada pasangan, teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita.  
Kekesalan, amarah, dan kekecewaan hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik,
membuat Anda menerima apa yang Anda berikan.
Bila kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji,
lalu Anda menyalahkan mereka atas kekacauan semua itu,
maka Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu.
Kembalinya keadaan itu tidak harus selalu dari orang yang Anda salahkan,
tetapi sejatinya Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang Anda salahkan itu.
Ikhlaskanlah, maafkanlah.
Hati akan terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup,
lebih fokus terhadap tujuan hidup tanpa terbebani penyakit-penyakit hati
yang hanya akan menghabiskan energi positif.

"Jika saya mengikhlaskan diri saya, saya menjadi yang saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya akan menerima apa yang saya butuhkan" -  Tao Te Ching

Semoga Tuhan mengaruniai sabar yang tak terbatas dan ikhlas yang tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang dilalui akan terasa lebih ringan.

Selasa, 16 Oktober 2012

Komitmen Sejati . . .

Dear sahabatku yang setia...

Dalam sebuah hubungan agar bisa

berjalan dengan lancar dibutuhkan
sebuah komitmen yang besar.
Bukan sekedar sebuah pernyataan bahwa
Anda menyukai hubungan ini dan ingin
menjalaninya.

Sangat mudah untuk berkomitmen dalam
hubungan ketika hubungan itu berjalan
lancar, menyenangkan, atau memabukkan. 

Namun ketika hubungan itu mulai
menemui masalah, tantangan, ganjalan,
tidak sedikit yang berucap,
"aku serius dengan hubungan kita,
sayangnya hubungan ini tidak berjalan

lancar seperti yang diharapkan
."

Komitmen sejati dalam sebuah hubungan adalah
ketika Anda mau berkorban di dalamnya. 

Sangat mudah untuk meminta pasangan
untuk berubah, namun apakah Anda
bisa berubah juga?
Cobalah untuk berubah terlebih dahulu,
lalu lihatlah bagaimana hal tersebut
membawa perbedaan.

Untuk membangun komitmen dalam sebuah
hubungan diperlukan 3 hal yang sederhana
namun tidak mudah dilakukan, yaitu:
kerja keras, waktu, dan kejujuran. 

Sahabatku, maukah Anda
melakukannya dalam hubungan Anda?

Jumat, 27 Januari 2012

CintA



Cinta itu ibarat sungai
Cinta itu ibarat goresan pisau yang melukai hati
Cinta itu ibarat bunga dan aku benihnya

Hati yang takut dan was-was takut terluka
Mustahil dapat bergembira ceria
Kalau tidak pernah bersedia menyerahkan diri
Mustahil dapat menerima dan memberi

Jangan mengira bahwa cinta itu hanya bisa dinikmati
Oleh mereka yang beruntung





Ketahuilah…
Nun jauh di bawah salju yang dingin dan getir
Biji menanti dalam musim semi
Berkat kehangatan cinta matahari

Bila sabar dan tekun
Bila aku melihat segi positif
Maka dari sebatang tangkai yang berduri
Aku akan menikmati mawar yang harum semerbak

Dalam derita aku tekun
Tabah
Dan hasilnya adalah
CINTA